KLIKBONTANG – Nasib mahasiwa Kaltim yang saat ini ditangkap oleh pihak kepolisian pasca melakukan aksi demo di Kantor Kementerian Energi Sumber Daya Manusia (ESDM), Kamis (16/4) masih belum jelas. Apalagi saat ini ketujuh mahasiswa itu, kabarnya akan dipindahkan dari ruang tahanan Kepolisian Resort Jakarta Pusat ke salah satu Lapas di Jakarta.
Informasi ini sontak membuat Anggota DPR RI Dapil Kaltim Neni Moernaeini kecewa. Pasalnya, sebelumnya Neni sempat membesuk para mahasiswa yang ditahan. Bahkan, mantan Ketua DPRD Bontang itu juga sudah sempat meminta kepada pihak kepolisian agar para mahasiswa yang menyuarakan isu pengelolaan blok mahakam dibebaskan.
Tidak tanggung-tanggung Neni bersama Anggota DPR RI asal dari Partai Demokrat, Noorbaiti, bersedia menjadi jaminan demi kebebasan 7 mahasiswa asal Kaltim tersebut.
“Terus terang saja. Saya begitu mendengar mahasiswa asal Kaltim ditahan, saya langsung ke ruang tahanan mereka. Saya besuk mereka. Lalu saya juga sampaikan ke polisi kalau saya dan ibu Norbaiti siap jadi jaminan asalkan adek-adek mahasiswa Kaltim dibebaskan. Kenapa saya berani menjaminkan diri saya, ya karena saya yakin mereka tidak akan kemana-mana,” katanya.
Tak hanya sebatas menjaminkan dirinya, Neni juga mengaku sudah menggalang dukungan dengan sejumlah elit di Kaltim. Diantaranya, Bupati Kutai Kartanegara, Rita Widyasari, serta semua Anggota DPR RI Dapil Kaltim.
“Ini jelas kabar sedih buat kita masyarakat Kaltim. Namun saya pastikan, saya akan terus berusaha agar mahasiswa asal Kaltim bisa dibebaskan. Mudah-mudahan besok saya akan bertemu dengan petinggi Polri supaya persoalan ini bisa diselesaikan dengan baik. Dan, saya pun akan membangun komunikasi dengan pejabat Kaltim lainnya. Saat ini baru Ibu Rita (Bupati Kukar) saya melakukan komunikasi. Mudah-mudahan ada solusi terbaik lah buat para mahasiswa kita,” harapnya.
Sekedar diketahui, penahanan terhadap 7 mahasiswa asal Kaltim terjadi usai menggelar unjuk rasa terkait isu blok mahakam, di Kementrian ESDM, Kamis (16/4). Para aktivitas mahasiswa ini ditahan karena dianggap melakukan tindakan anarkis yakni merusak pagar gerbang utama Kementrian ESDM. Awalnya pihak Polres Jakpus menahan 10 aktivis, namun setelah dilakukan pemeriksaan 3 diantaranya dibebaskan. Selebihnya 7 mahasiswa ditahan dan terancam dikenakan pasal pidana kriminal tentang pengrusakan aset negara. (jm22)
Baca Juga
- Video Mesum Diduga Siswa SMA Samarinda Bikin Geger
- Adang Pencuri, Mahasiswi di Samarinda Tewas Ditikam
- Teror Penembak Misterius Hantui Geng Motor Samarinda
- Awas Ada Buronan Polisi di Sekitar Anda, Kenali Wajahnya dengan Foto Ini
- Model Asal Balikpapan Ini Alami Gangguan Mental dan Buta karena Lensa Mata
Untuk mengirim komentar, silahkan login atau registrasi terlebih dahulu !