Sentimen positif menyelimuti pasar keuangan Indonesia pada perdagangan Kamis pagi. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau melesat naik sebesar 73 poin atau setara 0,9 persen, menembus rekor tertinggi baru di level 8.479. Penguatan ini menandai kenaikan selama dua hari berturut-turut, sebuah respons pasar yang cukup antusias setelah Bank Indonesia memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di angka 4,75 persen. Keputusan ini dinilai sejalan dengan ekspektasi pasar yang meyakini inflasi akan tetap terkendali serta adanya upaya berkelanjutan untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah.
Kabar baik lainnya datang dari data makroekonomi terbaru yang menunjukkan neraca berjalan Indonesia kembali mencatatkan surplus pada kuartal ketiga tahun 2025. Ini merupakan surplus pertama dalam kurun waktu 2,5 tahun terakhir, yang utamanya didorong oleh kinerja solid pada surplus perdagangan non-migas. Situasi domestik yang kondusif ini juga mendapat dorongan dari faktor eksternal; bursa saham berjangka Amerika Serikat melonjak setelah Wall Street mematahkan tren penurunan empat hari beruntun. Laporan pendapatan Nvidia yang meredakan kekhawatiran valuasi sektor kecerdasan buatan (AI) turut memberi andil, sementara dari Tiongkok, PBoC mempertahankan suku bunga pinjaman di rekor terendah untuk keenam kalinya guna mendukung kebijakan longgarnya.
Adaptasi Perbankan dalam Memfasilitasi Aktivitas Keuangan
Seiring dengan bergeliatnya aktivitas ekonomi makro, sektor perbankan terus berinovasi mempermudah mobilitas dana masyarakat. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, misalnya, terus memperluas akses layanan transaksi tunai yang tidak lagi terpaku pada antrean di teller kantor cabang. Nasabah kini memiliki fleksibilitas tinggi melalui mesin ATM berjenis Cash Recycling Machine (CRM) yang memungkinkan penyetoran sekaligus penarikan dana, melengkapi mesin Cash Deposit Machine (CDM) yang hanya melayani setoran.
Fleksibilitas ini krusial bagi nasabah yang ingin menjaga likuiditas atau menabung di tengah kesibukan. Terdapat dua metode utama yang ditawarkan BRI untuk setor tunai mandiri: menggunakan kartu debit konvensional atau memanfaatkan teknologi tanpa kartu (cardless) melalui aplikasi BRImo. Bagi nasabah yang memilih cara konvensional, prosesnya cukup standar; nasabah hanya perlu memasukkan kartu ke mesin CRM atau CDM, memilih bahasa, memasukkan PIN, dan memilih menu “Setor Tunai”. Mesin akan membuka shutter atau tempat uang secara otomatis. Setelah uang dimasukkan dan mesin menghitung jumlahnya, layar konfirmasi akan muncul. Jika nominal sesuai, nasabah tinggal menekan “Setor” dan transaksi pun tuntas dengan keluarnya struk bukti.
Integrasi Teknologi Digital BRImo
Bagi masyarakat modern yang cenderung mobile, opsi setor tunai tanpa kartu menjadi alternatif menarik. Proses ini mengandalkan aplikasi BRImo di mana nasabah harus masuk ke menu “Setor Tunai” untuk mendapatkan Kode Akses khusus. Di mesin ATM, nasabah cukup memilih menu “Transaksi Tanpa Kartu”, memasukkan kode akses tersebut, serta nomor ponsel yang terdaftar di BRImo. Integrasi ini menunjukkan bagaimana teknologi perbankan berupaya menjembatani kebutuhan fisik dan digital secara mulus.
Namun, kendati teknologi dirancang untuk memudahkan, kendala teknis seperti saldo yang tidak bertambah usai penyetoran mungkin saja terjadi. Dalam situasi seperti ini, nasabah diimbau untuk tidak panik. Langkah penyelesaian dapat dilakukan dengan mengunjungi kantor cabang terdekat membawa dokumen identitas (KTP), buku tabungan, dan kartu debit. Nasabah perlu merinci detail kejadian, mulai dari waktu transaksi, lokasi, nomor seri mesin ATM, hingga nominal uang. Sebagai opsi cepat lainnya, pengaduan juga bisa dilayangkan melalui layanan Contact BRI di nomor 14071 atau 1500017 untuk penanganan segera.
Sinergi antara iklim investasi yang membaik di pasar modal dan kesiapan infrastruktur perbankan dalam melayani kebutuhan transaksional harian ini diharapkan dapat terus menjaga momentum pertumbuhan ekonomi nasional ke arah yang lebih progresif.